Sabtu, 24 Desember 2011

Semangat Militansi

Diambil dari buku Indonesia Militan, Intelek, Kompetitif, Regeneratif
Karya A. Riawan Amin

Tanyalah kepada anak-anak usia sekolah kita, masihkah mereka mengikuti upacara bendera? Hafal teks pancasila dan sumpah pemuda? Kita boleh jadi bangga menyekolahkan mereka di kelas-kelas internasional, dengan bahasa Inggris sebagai pengantar. Namun, pernahkah kita peduli apakah anak-anak kita tertanam sikap-sikap kebersamaan, kepekaan, perjuangan, dan persaudaraan untuk menjadi patriot-patriot bangsa?

Tak heran bila bangsa ini menjadi bangsa yang lembek. Generasi mudanya banyak yang terperangkap narkoba. Tak sedikit media yang bertransformasi dari alat informasi perjuangan, menjadi corong penyebaran gosip dan aib. Panggung kekuasaan tidak lagi sebagai amanah, tapi mesin uang dan permainan menang kalah. Jangan tanya kalau cita-cita agung berdikari -berdiri di atas kaki sendiri- tinggal menjadi hiasan sejarah. Kemerdekaan bangsa ini dibangun di atas puing-puing penderitaan, perjuangan dan pengorbanan. Saatnya menumbuhkan kembali semangat militan untuk menahan bangsa dari pelapukan dan kemanjaan.

Kata militansi sering diidentikkan dengan kekerasan. Disalahartikan dengan terorisme. Padahal, militansilah yang membuat bangsa ini merdeka; yang mengawal para pahlawan berjuang tanpa pamrih, siap menderita, hidup bersih  dan sederhana. Hanya dengan semangat yang sama, anak-anak negeri ini bisa kembali bangkit mengejar ketertinggalannya. Ya, semangat itu adalah semangat militansi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket

Kata Bijak

"Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang." (Imam Syafi'i)
 
Copyright (c) 2010 Jalan Perjuangan and Powered by Blogger.